26 May, 2016

Mengapa menulis?

Tema kali ini, “Mengapa kamu menulis?”

Ya aku menulis karena disuruh menulis oleh Lily! Haha. Bercanda.
Semua orang dunia pasti pernah menulis.

Tapi apa sih alasan dibalik orang menulis?

Karena ia blogger, novelis, wartawan? Sisanya? Mungkin menulis karena terpaksa, semacam tugas essay dari dosen atau guru, pekerjaan kantor dan lain sebagainya.

Sebelum membaca alasanmu, mari baca ceritaku dulu.

Jauh sebelum aku menulis draft novel, cerpen, antologi, aku sudah memiliki blog ini. Aku senang curhat, bercerita, dan berbagi pendapatku ke media sosial. Tentu saja aku aktif di dunia Twitter!
Senang berkicau secara verbal tidak membuatku menjadi orang yang senang tampil di depan banyak orang, aku pemalu! Aku sering berbicara terbata-bata, gugup dan bahkan bisa mengalahkan Azis Gagap kalau disuruh guru atau presentasi oleh bos. Tapi kalau disuruh mengetik dan menceritakan keseharianku sebanyak 100 lembar, aku sanggup!

Mengarang memang bukanlah hal mudah, tapi disebut sulit juga tidak. Dalam hal berimajinasi, kita tak perlu membatasi diri. Jika menurutmu kau ingin bercerita tentang dirimu yang sedang mengalami kesialan lalu melompatinya dengan bercerita tentang keberuntungan yang kau alami kemarinnya lagi, kurasa tak masalah. Asal kau bisa “menjahitnya” dengan rapi sehingga menjadi cerita seru.

Namun, untuk memulai menulis, atau menulis untuk pertama kalinya, aku tak pernah membuat aturan tentang hal tersebut.

I’m just… writing. Hell, yeah. I write anything that I thought and I want. No theme, no purpose. Just writing even tho just one paragraph.

Seiring berjalannya waktu, setelah tulisan mulai rapi, baru aku mulai meningkatkan intensitas dan mempelajari hal-hal yang lebih jauh.
Menulis di blog bagiku mirip juga dengan berbicara di depan umum, hanya saja bedanya, kau tidak berinteraksi langsung saja alias tidak bertatap muka dengan penonton.

Menulis bagiku juga semacam terapi. Ketika tidak ada teman baik atau teman yang bisa mengerti atau sepaham untuk bisa diajak membahas sesuatu yang menyedihkan, aku lebih senang menuangkannya ke dalam tulisan dan membiarkannya meledak di sini. (Bisa juga pamer dan berbagi kegembiraan di blog, lho.)

Menulis bagiku juga semacam album kata. Bedanya dengan album foto, kita hanya tak memiliki visual yang tepat atau indah selain merangkai, membentuknya kata per kata hingga si pembaca bisa membayangkannya sendiri.

Intinya, aku menulis karena ini adalah salah satu cara aku menuang isi pikiranku sebelum penuh, dan terbuang karena dikikis oleh usia.

J



10 comments:

Anonymous said...

aaaaaaah keren! Terapi! yak, menulis adalah semacam terapi bagiku juga, Li!

s i n said...

sebelumnya terima kasih sudah mengajak saya ikutan tantangan menulis ini. makin ke sini makin sadar bahwa tak hanya membaca, menulis pun kalau dimales-malesin buntutnya uring-uringan sendiri. It really happened on me. 'cause both things are my passion. :)

hmm, if only you know how grateful I am to see you start writing again ('cause I once ever claimed that your blog was one of my favorite blogs, if you still remember) hehee... so, keep on writing, Lia! shake the world off by your thoughts and creativity through words.

Unknown said...

Menulis itu memang semacam dengan curhat :) Dimana kita tidak bisa mengungkapkannya dalam percakapan. Tapi, didalam tulisan kita bisa merangkainya menjadi kata-kata yang indah. Semangat terus ya kak :) Salam kenal

Lia Chan said...

Thanks Sin. Speechless baca komentarmu. I really appreciate it.

Lia Chan said...

Benar. Dibanding dengan membaca, dengan menulis, kita bisa filter, atau memakai serta membuang, memilih kata2 mana yang ingin diungkapkan.

Lia Chan said...

Toss duluuu

Agung Rangga said...

saya menulis untuk sekedar mencatat jurnal. :D

Lia Chan said...

Lebih baik drpd mencatat utang, kan? Haha.

Novy Astria said...

Jadikan menulis itu budaya. Tau ga kenapa bukti sejarah kita kurang? Karena kita tidak dibiasakan menulis. Sekarang udah era digital yg bikin semakin mudah untuk 'rekam jejak'.

Anonymous said...

Salah satu kegembiraan menulis adalah membagikan kegilaan-mu pada dunia.

D