Hai kamu, aku baru saja pulang dari gereja. Guess what. I pray for you. Well, ya... aku berdoa untukku, kamu, dan untuk kita juga.
Dini hari tadi, aku begitu gamang dalam menuliskan perasaanku. Segala kerinduan, kemarahan, kekecewaan bercampur jadi satu. Tapi sekarang, aku menulis dengan perasaan yang sedikit berbeda. Entah itu perasaan lega, bahagia, ikhlas. Aku pun kurang tahu. Mungkin karena kemarin kita bertemu, ya?
Yeah... we talked a lot last night. Berbicara banyak hal tentangmu, tentangku dan tentang kita serta masa depan. Tapi pertemuan kemarin, boleh dibilang sangat berbeda dari biasanya. Apa kamu merasakannya juga? Seakan-akan... ada perasaan was-was, perasaan tidak enak, perasaan kangen, perasaan awkward. Pokoknya semalam itu absurd deh. Mungkin karena kita bertemu dengan status yang berbeda juga. Bukan dengan status 'kita' tapi 'aku' dan 'kamu'. Kamu pasti mengerti maksudku, kan?
Oh ya, kamu tahu saat kita mulai menonton film Die Hard semalam... aku begitu gaaaaaaalau. Hahaha. Bukan galau karena isi filmnya, galau karena setelah film ini selesai, maka kita akan selesai juga. Kita akan berpisah dan tidak akan pernah bertemu lagi. Aku tidak menganggap semalam itu kencan makanya aku selalu menghindari sentuhanmu. Memang, semalam itu jelas bukan kencan, karena kita bertemu hanya untuk memastikan perasaan masing-masing. Meyakini diri bahwa keputusan kita sudah benar. Itu saja. Tapi, tetap saja terselip rasa yang sangat menohok hatiku. Rasa apa itu dan mengapa kurasa kamu tahu, tidak perlu kusebutkan di sini.
Saat film sudah selesai, aku berusaha melarikan diri agar tidak melihat wajahmu lagi. Aku benci perpisahan asal kamu tahu itu. Aku sudah cukup banyak kok menyimpan sosok dirimu dalam memori di otakku, jadi aku merasa tidak perlu melihat wajahmu lagi kemarin. Dan bagiku, sudah cukup untuk melihatmu kemarin.
Tak disangka, kamu mengagetkanku tiba-tiba dan tersenyum penuh kemenangan karena berhasil menyusulku. Ah, kamu memang selalu seperti itu. Tidak pernah membiarkan seorang gadis pulang di malam hari sendirian. Tapi kenapa kamu memilih melangkah lebar-lebar sehingga mendahuluiku dan meninggalkanku jauh di belakang? Hei, kamu mau menjagaku tapi malah berjalan jauh dariku, kalau aku diculik saat kamu tidak menoleh bagaimana? Ukh.
Tak berapa lama, aku pun merasa ada yang janggal, emosi menyulut hatiku lagi. Apa itu? Ah, ya! Aku tidak suka melihat punggung!
Punggung itu ibarat menjauhi, meninggalkan, perpisahan. Siapa sih yang sanggup melihat punggung-punggung sendu, punggung kelelahan, punggung kekecewaan? Apalagi kalau itu punggung bidang milikmu!
Oh tidak, tahukah kamu bahwa aku ingin memelukmu saat itu juga dari belakang? Tapi tidak mungkin aku memelukmu tanpa sebab di parkiran mall, tidak mungkin juga aku memeluk mantan pacar.
Sudahlah, bagiku kemarin itu kenangan. Kenangan manis, yang suatu saat akan berubah menjadi kenangan hambar.
Yang pasti, malam ini aku menyelipkan doa untukmu... Bukan doa menyumpahi, bukan pula doa agar Tuhan menyatukan kita kembali. Tapi berdoa dan meminta agar Tuhan memberikan segala sesuatu yang terbaik buat kita. Lagian, kalaupun memang kita bersatu lagi, aku tidak akan pernah menyia-nyiakanmu lagi, kamu pun harus begitu. Paham?
Lalu aku pun bersujud menghadap altar. Begini doaku...
"Tuhan Yesus, jaga dia untukku... Beri dia kesehatan, dia sering lupa makan karena sibuk. Aku tahu, di mana-mana, tidak akan ada orang yang mau berdoa untuk mantan pacarnya, tapi karena sekarang dalam masa puasa pra paskah, aku ingin menanggalkan gengsiku lalu mendoakannya. Aku tahu, perjuangan yang sudah kulakukan, tidak berarti baginya. Mungkin karena aku juga tidak berarti baginya sekarang, namun setidaknya, dulu aku sempat berarti baginya. Aku ingin mendoakan yang terbaik buat dirinya dan aku. Satu lagi Tuhan, jika memang pria itu jodohku, maka jodohkanlah. Jika tidak, tolong jauhkan. Itu saja. Tuhan, terima kasih ya untuk segalanya. Terima kasih sudah memberi ketabahan saat aku memperjuangkan cintaku walaupun tidak berhasil. Setidaknya, aku tidak pernah menyesal karena pernah mengejarnya. Tapi akhirnya, memang ada waktunya aku harus berhenti. Kabulkanlah doaku, Tuhan. Amin..."
Hei kamu, jaga diri baik-baik, ya....
With warm heart,
XOXO
17Februari 2013. 22.12
PS : Hey, harusnya hari ini tepat anniversary kita, ya? Haha.
3 comments:
Tuhan Yesus pasti beri yg terbaik buat le. He already prepare the best one for u.
Cia yao
Ganbate
Tuhan Yesus pasti beri yg terbaik buat le. He already prepare the best one for u.
Cia yao
Ganbate
Thank you, Made...
^^
Post a Comment