02 February, 2016

A Letter To Myself


Dear 29 year-old Lia,

Kamu sudah cukup dewasa sekarang, kehidupan yang dijalani sudah nyaris seperti yang diinginkan. Saat ini, kamu mungkin belum mendapatkan pekerjaan yang nyaman, tapi setidaknya sudah mencicipi beberapa pekerjaan yang outstanding. Tenang saja, melihat kemampuanmu, aku yakin segalanya akan berjalan lancar. Lalu, jangan terlalu memikirkan kampung halaman, jangan terlalu sering pulang, teruslah bersosialisasi dengan sekitar dan menjelajahi tempat baru, tambah teman baru, wawasan baru. Keluarga akan tetap mendukung, cukup berdoa kesehatan untuk mereka supaya tetap bisa saling mengunjungi sesekali.

It’s OK, kalau memang di umur segini kamu belum menikah, masih banyak teman-teman yang lain bernasib sama. Lagian aku tahu, menikah bukanlah final destination-mu. Ya, kan? Tujuanmu adalah hidup bahagia sampai akhir hayat nanti, atleast tua. Jadi, jika memakan eskrim walaupun sedang sakit gigi, menjilat pop ice saat flu, atau memakan salju yang mirip es serut, menikah, punya anak, punya cucu, punya rumah sendiri, kendaraan pribadi, pesawat pribadi, keliling dunia dan villa pribadi adalah termasuk kebahagiaanmu, maka beberapa scene di kehidupanmu, kamu sudah mencapai setengah dari impianmu. Jadi, tidak masalah kalau belum komplit saat ini.

It’s OK, kalau pasanganmu tidak seganteng Zayn Malik dan se-seksi Chris Evan, tapi dia 24jam selalu ada untukmu, lho. Bukankah itu yang selalu semua wanita inginkan? Membiarkanmu memilih makanan kesukaanmu saat ngedate, selalu menghabiskan masakanmu through the good and bad, selalu ingin memelukmu, tidak tahan kalau tidak bertemu barang seharipun, selalu mendukungmu di saat terpuruk dan bahagia serta tak kalah penting, he want you, grow old together with him. Isn’t he so sweet?

It’s OK, kalau belum mampu membahagiakan orangtuamu, setidaknya kamu selalu ada saat mereka menghubungimu.

Janji padaku untuk terus bersemangat, rajin ke gereja, dan hidup sehat. Jangan makan junk food, mie instan ataupun soda demi kebaikanmu. Karena, kamu tidak ingin berumur pendek mengingat impianmu masih banyak belum terwujud, kan?

Beberapa tahun akan datang, mungkin kamu akan mengalami masa ups and downs, tapi aku yakin kamu akan tetap bisa melewatinya. Kamu terlalu tangguh untuk dikalahkan oleh masalah, beside ada Tuhan Yesus, keluarga, pasangan dan sahabat yang membantu.

Hmm… dan walaupun tahun depan kamu sudah berumur 30, aku sih yakin, semua akan baik-baik saja. 30 hanyalah sebuah angka, aku yakin itu. Jangan membiarkan angka itu menggerogoti keindahan momen-momen yang sudah kamu rasakan.

Jadi, nikmati hidupmu, Lia. Tetap fokus pada impian dan tujuan, sekarang dan seterusnya.

Penuh cinta,

Aku.


1 comment:

s i n said...

because no one can cheer you up unless yourself. nicely written! keep on spirit to pursue your happiness, Lia! ^^