Hari itu sama seperti hari biasa lainnya. Aku
sedang melihat dua anak temanku sedang menggambar. Mereka baru berusia empat
dan lima tahun. Sebut saja Fredi dan Sania. Saat itu Sania yang berusia lima sudah
lihai menggambar dan mewarnai, lebih hebat dari anak seusianya kurasa.
Iseng, kutanya mereka, “kalau sudah besar,
kalian mau jadi apa, sih?”
Fredi menjawab, “Dokter, Tante.”
Sania nyeletuk, “Karikatur seperti Papa.”
Cukup tercengang karena yang kutahu Ayah Sania
memang karikatur di sebuah koran lokal. Menurutku, terlihat jelas memang bakat
si Sania diturunkan oleh ayahnya.
“Sania nggak mau jadi dokter kayak Fredi? Atau
ballerina? Penyanyi?” karena seingatku, ia senang menyanyi.
Sania hanya menggeleng.
Aku berhenti sampai di sana dan tidak memaksa
lagi. Untuk apa?
Mungkin bagi sebagian orangtua, pekerjaan seperti
itu cukup kurang… menjanjikan (?)
Kenapa bukan dokter, pilot, insinyur, pegawai
negeri, hakim, polisi, bukankah kedengarannya lebih menggairahkan?
Perlukah kita
sebagai orang tua mengarahkan anak kita ke arah yang lebih menjanjikan
tersebut?
Tapi sekali lagi, why?
Mengapa kita harus memindahkan jalurnya?
Mengapa harus resah
jika anak kita terdengar memilih jalur yang unik dan tidak biasa untuk masa
depannya?
Jika ia senang dengan hal tersebut, jika
pilihannya berbeda dari kebanyakan orang, dimana letak kesalahannya?
Itu pilihan hidup seseorang. Ia yang
menjalani, bertanggung jawab dengan semua resiko yang ia pilih atau ambil. Biarkan
ia bersinar dengan bakat yang ia miliki.
Mungkin pepatah ini tidak asing lagi di
telinga kita ;
“If a drop
of water falls in a lake, there is no identity. But if it’s falls on a leaf of
lotus, it shine like a pearl. So choose the best place where you would shine.”
Jadi, biarlah Sania dan Sania-sania yang lain
di luar sana bersinar seperti yang mereka mau. We have no right to change the
place where they are going to shine.
nb : Silakan cek postingan blog kedua temanku dengan tema yang sama
Sumber foto : google images
2 comments:
Yah Benar, sayap impian anak-anak jangan sampai "digunting" oleh orang tuanya. Seringkali impian yang tidak biasa dan "remeh" dianggap abnormal padahal bisa saja anak-anak akan mengeluarkan full power-nya untuk meraih impiannya. keren Li! sangat inspiratif!
Thank you, Ly. See you in next theme haha
Post a Comment