02 February, 2015

Kau Siapanya Superman?

Malam Pi,

Ini pertama kalinya Lia mengirimi surat untuk Papi, walaupun takutnya Papi tidak dapat membacanya karena sibuk atau tidak ada internet di sana.
Pi, Lia rindu.

Sambil membayangkan wajahmu dan mendengar lagu Ayah – Rinto Harahap, Lia buat surat ini, Pi.

Ngomong-ngomong… Papi rindu sama Lia? Anak bungsumu yang manja, yang sering merepotkanmu, senang meminta tolong ini dan itu, reparasi barang-barangku yang rusak, mengecat dinding kamar karena sudah bosan dengan warnanya, mengantar-jemput aku dari rumah hingga ke depan sekolah sejak SD sampai SMA, membayar segala keperluan sekolah, menafkahi dari saat aku bayi, dan bahkan terkadang kau masih memberiku uang jajan di saat anakmu ini sudah bekerja, membeli pakaian baru untukku tanpa diminta dan memastikan bahwa tidak ada satu anakpun yang mengganggu atau menyakit anak gadismu ini.

Astaga, Pi, sungguh, kalau disuruh membayar semua uang yang sudah kau keluarkan, aku tak sanggup, Pi. Secara nominalnya terlalu besar. Bagaimana cara aku membayarnya, Pi?

Oh. Dengan cara merawatmu pada saat kau sudah tua, Pi? Ha? Bukan? Lalu?

Hmm… berbakti, ya? Yakin cuma itu, Pi? Tanpa ada embel-embel lain, ataupun disuruh membelikanmu rumah mewah?

Baiklah, Pi. Aku akan berusaha berbakti, dan jadi anak yang penurut, serta tidak mengecewakan. Bonusnya, aku akan bikin kamu bangga, Pi. Walaupun belum tahu caranya. Satu lagi, tolong ya, jaga kesehatan dan berumur panjang. Aku akan coba berdoa ke Tuhan dan semua malaikat di jagad raya ini menjagamu. Kalau malaikat-malaikat menolak, aku akan memaksa, karena kaulah satu-satunya ayah yang menjadi teladanku. Kalau bukan karena kau yang merawatku, bisa jadi apa aku nantinya?

Pi, bagaimana caranya kau bisa membesarkan Lia tanpa ragu dan ikhlas? Karena dulu Lia pernah membentakmu, dan marah padamu karena permintaan yang tak dikabulkan atau hal-hal sepele.
Oh Tuhan... bagaimana mungkin Papi tidak bisa marah, benci atau dendam? Hatimu terbuat dari apa, Pi?

Kalau demikian... bolehkah aku berterima kasih untuk pertama kalinya lewat surat dan kemudian akan kuucapkan langsung?
Terima kasih atas semuanya, Pi. Banyak sekali yang ingin kuungkapkan, namun tak mampu merajutnya menjadi cerita indah karena akan merusak rasanya.

Hmmm… sekian dulu surat dari Lia, Pi. Papi baik-baik ya di sana. Peluk cium hangat untukmu dan Mami juga.


Dari Lia, anakmu yang paling manja.




NB : Satu yang ingin kutanyakan, Pi. Papi itu siapanya Superman? Kenapa menurutku Papi itu lebih keren dari pahlawan, ya? :) 








#30HariMenulisSuratCinta

6 comments:

Anonymous said...

Sungguh indah dan menyentuh isi surat untuk ayah ini....Andaikan semua anak di bumi ini bisa dan berkelakuan seperti isi surat ini,mgkn dunia akan jadi jauh lebih baik....Kita sebagai anak memang harus menghormati,menghargai dan terlebih mencintai org tua kita yg telah menyayangi,merawat dan mencintai kita tanpa berharap pamrih apapun....

Salut buat Lia...

Fandhy Achmad R said...

Mungkin papanya kamu seniornya superman pas jaman mahasiswa dulu, jadi beliau jadi senior pas ospek maba,,, B) Suratnya bagus

Lia Chan said...

Hehehehe. Makasih semua.

ikavuje said...

Papinya jagoan, anaknya juga jagoan doongg. semangat nulisnyaaa yaaaa

howhaw said...

Mungkin papamu itu orang yang melawan Superman, yang dalam perjanjiannya, yang kalah pake celana dalem di luar. Haru baca suratnya. :')

Richard Stevanus Sitio said...

Trus papamu nyanyiin lagunya Ronan Keating, Im not superman but ill always be your man ~
Mampir ke blog puisiku yah mbak. :D