01 February, 2013

Jangan Menjadi Asing



Hai Fanny Martha Purnama!!

(Hebat, aku bisa menghapal namamu yang lengkap itu. HAHAHA!)

Mungkin kamu akan sedikit heran, dan ngerasa awkward menerima surat cinta berbentuk elektronik seperti ini.
Biar kujelaskan sebentar supaya kamu nggak garuk² kepala.

Aku melihat temanku menulis surat kepada kerabat-kerabatnya lewat sebuah blog.
Penasaran, aku mencoba membuka blog "http://30harimenulissuratcinta.blogspot.com/"
Ini bukan tugas, tapi, semacam event begitulah , untuk menantang diri kita sendiri, menuliskan surat pada teman, pacar, keluarga musuh, atau siapapun.
Ah, mungkin bisa jadi sebuah curhat dalam bentuk surat.
Isinya ya... terserah kita.

Nah, untuk kali ini, aku memberanikan diri menulis surat kepadamu.
Kalau lewat kata-kata, atau bicara langsung, mungkin sebelum bicara aku akan tertawa ngakak hingga wajahku kemerahan.
No, no, no, no! Aku malu.

XD~
Oke, lanjuj...

Sudah berapa lama sih kita berteman, dari 2005-2006 kayaknya, ya?
Sebentar biar kuhitung... 1... 2... 3... 4... 5... 6... 7. 7 tahun!
OMG! Lumayan lama!

Bayangkan, kalau kita deposito uang di bank, mungkin kita bisa menikmati bunganya yang sudah menumpuk.
Kalau sepasang suami-istri menikah dan punya anak, mungkin anaknya sudah kelas 1 SD.
Kalau kita menanam pohon mangga, pasti sudah berbuah banyak.
2.555 hari bukan waktu yang sebentar buat kita saling mengenal, memahami tabiat kita masing-masing.
Baik buruknya kamu dan aku, kita sudah tahu.

Masih ingat kita backpacking ke Malaysia bertiga dengan Vina? Huhmm... atau waktu kamu ke Bali mengunjungiku? Menyewa kamar hotel hanya untuk photo shoot lalu merahasiakannya dari orangtua. Bahkan kita (aku, kau dan Vina) menambah nama belakang di akun Facebook kita dengan nama "Chan" yang berarti Nona dalam bahasa Jepang. Sangat kompak!!
See? We spent so much time together, Sis.

Kalau mau dituliskan kenangan-kenangan kita ke dalam buku. Wah, bisa dapat belasan jilid itu.
Banyak perubahan yang terjadi, kegilaan-kegilaan yang kita lewati, bahkan beribu-ribu kejadian sudah kita lakukan bersama.
Yang paling signifikan, adalah perubahan statusku. Dari yang single, lalu double, balik single lagi.
Bahkan sekarang kamu juga sudah mau menikah.
Iriiiiiiiiii. Hiks... *cakar-cakar dinding*
Waduh. Nggak pernah kuduga waktu benar-benar berlalu dengan sangat cepat.

Tapi, beberapa bulan ini, mungkin dalam setahun terakhir.
Kita mulai jarang berbincang seperti dulu, jarang bercanda, jarang hangout, jarang chit-chat.
Kamu ngerasa juga kan?
Ayolah. Ngaku, pasti kau sekarang sedang mengangguk-angguk kepala sambil ngedumel.

Kamu dan Vina pernah bilang, sejak aku menekuni dunia tulis-menulis, aku mulai jarang bersama kalian.
Padahal itu nggak benar.
Aku sibuk hanya pada waktu malam hari, di akhir pekan, kita seharusnya-sebenarnya masih bisa bertemu untuk bergosip tentang si A, si B, si Z dan sebagainya.
Kata kalian, mungkin ini efek dari putusnya aku dengan si mantan yang membuatku jadi lebih pendiam.
HAHAHAHA XD~
Bercanda.
Nggak mungkin lah.
Aku berubah menjadi 'sedikit pendiam' itu nggak benar, tapi menjadi 'sedikit dewasa' itu sudah pasti.

You don't know what i've been through, Sis.
Istilahnya cermin, aku ini udah retak di mana-mana. Tapi tetap aja, biar utuh dan bisa dipakai, aku mengeratkannya dengan lem lagi. Hasilnya memang kurang bagus, tapi setidaknya bisa bertahan dan berguna lagi.

Ibaratkan pohon, aku ini pohon yang udah tua banget. Udah rontok daun-daunnya, ranting udah patah di mana-mana, tiap tumbuh tunas (harapan) baru, lagi-lagi diterpa angin (masalah), tunas itu mati lagi.

Pasti kamu nggak paham, ya?
Yaaa... nggak usah dipahami ajalah.

Intinya, Fan. Aku mau, "kita" jangan menjadi asing walaupun kamu yang sekarang sudah mendapatkan teman-teman baru, begitupula aku.
Jangan ragu untuk mengajakku hangout lagi.
Jangan merasa sungkan. Jangan merasa malu.
Toh, aku 2 kali mengajakmu keluar, kamu menolakku.
Aku sempat kesel sih sebenarnya, kepingin memperbaiki hubungan kita malah diabaikan.
Tapi yasudahlah.
Aku tahu dibalik semua itu, kamu pasti punya alasan.
Satu yang ingin aku ingatkan. Kita ini sahabat, bukan orang asing.
Aku, Lia, bersungguh-sungguh, nggak ingin menyia-nyiakan persahabatan kita.
7 tahun bukan waktu sebentar, Fan. Aku nggak mau hanya karena masalah sepele, kita lalu menghancurkan hubungan ini.

Kamu istimewa di hati aku, Fan. Begitupula Vina.
Aku yakin, Tuhan mengirimkan kalian padaku bukan hanya untuk waktu yang sebentar. Tapi selamanya, hingga kita tua lalu mati.
Remember, we are best friend like Pooh and Piglet.
Never be apart
Never and ever


Oke. Silakan muntah karena kelebay-anku.
XD~


Salam

Lia

2 comments:

Unknown said...

Ternyata kompakan nama Chan toh?

Lily Zhang

Lia Chan said...

Iya, Lily. Kompakan nama CHAN di last name-nya. Hihihihi