Cerpen ( FanFic )
Liefde, Love
By : Lia Chan
Thanks to Rangga Moela, SM*SH ( You’re my inspiration, hart jou)
***
“Vervloekt!”* Aku memaki.
“Ada
apa lagi? Ada yang ketinggalan?” tanya Mama kaget dan menoleh ke bangku
belakang mobil setelah mendengar ucapanku. Aku hanya menggeleng. Dalam
hati, aku kesal karena hari ini lupa pamit dengan Lindsey, karena Mama
buru-buru ke airport. Sekarang kami sedang dalam perjalanan menuju
airport The Hague, Rotterdam. Butuh waktu setengah jam dari Voorburg ke
airport.
Sepanjang jalan aku hanya diam, tetapi di dalam hatiku,
aku marah, benci, sedih. Campur aduk perasaannya. Semua di tujukan
kepada kedua orangtuaku, terutama Papa. Kenapa dia harus dimutasi saat
aku sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan yang kujalani ini. Apalagi
baru 4 bulan ini berpacaran dengan Lindsey dan sedang menikmati
masa-masa remajanya. Belum lagi aku sudah mengikuti kelas persiapan agar
bisa masuk ke Universitas The Hague dan mengambil Manajemen Komunikasi.
Sial,
pikirku. SIAL SIAL SIAL. Aku berpikir Papa hanya bercanda 2 minggu lalu
saat berbincang tentang mutasinya dan ternyata dia tidak bohong.
Berhubung aku tidak rela berpisah dengan kota ini dan segala isinya, aku
sempat berdiskusi dengan Papa soal ingin hidup sendiri di Voorburg
saja. Tapi Papa keras, tipe yang tidak bisa diajak kompromi. Jika dia
sudah bilang A, maka itu A dan tidak akan bisa berubah menjadi B.
Maklum, dia skeptis begini karena tuntutan pekerjaannya di Kedutaan. Dia
bersikap keras kepada semua orang. Tapi dia sebenarnya baik sih, hanya
aku tidak dapat mentolerirnya kemarin dan akhirnya sepanjang 2 minggu
itu kami selalu berargumen dan sebagai anak, aku tidak bisa bersikap
kurang ajar juga. Dan pada akhirnya aku mengalah.
Tampak dari jauh
aku melihat plang International Airport The Haag Rotterdam dan itu
artinya kami sudah sampai di terminal keberangkatan. Saat turun dari
mobil. Aku melipat syal ku ke leher lebih erat, memasukkan tangan ku ke
dalam jas coat hangatku. Maklum sekarang awal Desember, cuaca sedang dingin-dinginnya. Dibawah sepuluh derajat sepertinya hari ini.
Aku
melihat tiket yang diberi Mama. Terpampang dengan jelas route di
selembar kertas tersebut. Departure : The Hague, Rotterdam – Arrival :
Soekarno Hatta ,Indonesia .
Yeah, pulang ke kampung halaman bagi
beberapa orang sih menyenangkan, tapi tidak buatku untuk sekarang.
Perjalanan ini sama saja seperti menuju neraka dan meninggalkan surga.
___
* Vervloekt: makian dalam bahasa Belanda yang berarti sialan.
No comments:
Post a Comment