27 January, 2012

Liefde, Love ( Part 1)

Cerpen ( FanFic )

Liefde, Love

By : Lia Chan

Thanks to Rangga Moela, SM*SH ( You’re my inspiration, hart jou)

***

“Vervloekt!”* Aku memaki.

“Ada apa lagi? Ada yang ketinggalan?” tanya Mama kaget dan menoleh ke bangku belakang mobil setelah mendengar ucapanku. Aku hanya menggeleng. Dalam hati, aku kesal karena hari ini lupa pamit dengan Lindsey, karena Mama buru-buru ke airport. Sekarang kami sedang dalam perjalanan menuju airport The Hague, Rotterdam. Butuh waktu setengah jam dari Voorburg ke airport.


Sepanjang jalan aku hanya diam, tetapi di dalam hatiku, aku marah, benci, sedih. Campur aduk perasaannya. Semua di tujukan kepada kedua orangtuaku, terutama Papa. Kenapa dia harus dimutasi saat aku sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan yang kujalani ini. Apalagi baru 4 bulan ini berpacaran dengan Lindsey dan sedang menikmati masa-masa remajanya. Belum lagi aku sudah mengikuti kelas persiapan agar bisa masuk ke Universitas The Hague dan mengambil Manajemen Komunikasi.


Sial, pikirku. SIAL SIAL SIAL. Aku berpikir Papa hanya bercanda 2 minggu lalu saat berbincang tentang mutasinya dan ternyata dia tidak bohong. Berhubung aku tidak rela berpisah dengan kota ini dan segala isinya, aku sempat berdiskusi dengan Papa soal ingin hidup sendiri di Voorburg saja. Tapi Papa keras, tipe yang tidak bisa diajak kompromi. Jika dia sudah bilang A, maka itu A dan tidak akan bisa berubah menjadi B. Maklum, dia skeptis begini karena tuntutan pekerjaannya di Kedutaan. Dia bersikap keras kepada semua orang. Tapi dia sebenarnya baik sih, hanya aku tidak dapat mentolerirnya kemarin dan akhirnya sepanjang 2 minggu itu kami selalu berargumen dan sebagai anak, aku tidak bisa bersikap kurang ajar juga. Dan pada akhirnya aku mengalah.


Tampak dari jauh aku melihat plang International Airport The Haag Rotterdam dan itu artinya kami sudah sampai di terminal keberangkatan. Saat turun dari mobil. Aku melipat syal ku ke leher lebih erat, memasukkan tangan ku ke dalam jas coat hangatku. Maklum sekarang awal Desember, cuaca sedang dingin-dinginnya. Dibawah sepuluh derajat sepertinya hari ini.


Aku melihat tiket yang diberi Mama. Terpampang dengan jelas route di selembar kertas tersebut. Departure : The Hague, Rotterdam – Arrival : Soekarno Hatta ,Indonesia .


Yeah, pulang ke kampung halaman bagi beberapa orang sih menyenangkan, tapi tidak buatku untuk sekarang. Perjalanan ini sama saja seperti menuju neraka dan meninggalkan surga.

___

* Vervloekt: makian dalam bahasa Belanda yang berarti sialan.

No comments: