Day 13.
Jangan bohong padaku, karena sepintar apapun kamu, atau seberapa cepat kamu merajut kata-kata bohong menjadi rangkaian cerita, tetap saja ada celah yang bisa terlihat. Lubang besar yang kamu tampal dengan kebohongan, lalu
akan ada semakin banyak lubang yang harus ditampal lagi untuk menampal kebohongan yang sebelumnya.
Sebenarnya ini kebiasaan burukku, yang sekaligus menjadi kelebihanku. Aku tidak memintanya.
Aku ceroboh dan tidak teliti, tapi terkadang bisa sangat sensitif dengan hal-hal yang tidak masuk akal atau tiba-tiba bisa memperhatikan hal-hal begitu detailnya.
Ketika seseorang menceritakan sesuatu, imajiku bekerja dengan sangat baik. Seakan ada sebuah film yang berputar di benakku, adegan-adegan itu berjalan seiring kalimat demi kalimat yang terlontar dari bibir si pencerita.
Sedikit saja ada yang tidak wajar, imajiku langsung berhenti seketika. Ada yang tidak pada tempatnya, ada yang seharusnya begini, kenapa malah jadi begitu.
Mau tidak mau aku harus bertanya ulang pada si pencerita. "Lho? Bukannya kamu tadi bilang begini? Kok bisa jadi begitu? Yang bener aja?! Masak sih bisa jadi gitu. Wah..."
Beberapa orang mungkin merasa risih dengan habitku.
Beberapa orang pasti menghindar karena tahu aku tidak bisa lagi dibohongi dengan cerita-ceritanya.
Beberapa orang pasti mundur teratur dengan diriku yang selalu penasaran dan menuntut kejujuran.
Mungkin seseorang sekali-sekali ingin menceritakan hal-hal KEREN yang dipikirnya bisa menarik perhatianku.
Padahal itu tidak perlu. Sama sekali fatal.
Kalau ingin terlihat keren, bersikaplah seadanya. Menarik atau tidaknya kamu, biar aku yang tentukan. Yang penting, jadilah dirimu sendiri.
Dan aku tidak ingat sejak kapan, aku mulai menjaga jarak dengan orang-orang yang selalu berbohong. Aku tidak berminat berteman dengan mereka lagi karena di pikiranku mulai muncul kekhawatiran berlebih dan muncul pertanyaan, "Omongan dia benar nggak, sih?"
Sekian postingan hari ini.
You know what makes you beautiful.
No comments:
Post a Comment