Akhir pekan ingin mencoba menikmati film yang ceria-gokil-menegangkan. Maka saya memilih Charlie St. Cloud (2010) yang diperankan si tampan yang memiliki mata sebiru laut, Zac Efron. Sebelum mendownload filmnya, saya tidak membaca plotnya sama sekali. Karena kupikir, film dengan rating 6.1 seharusnya memang tidak perlu tahu jalan ceritanya, apalagi cuma film remaja, toh.
Tapi ternyata saya salah besar! 10 menit pertama sudah dibikin mewek.
Kisah tentang Charlie, seorang remaja yang berpotensi menjadi atlet perahu layar dan bahkan sudah mendapatkan beasiswa di Stanford berkat bakatnya itu. Ia berlayar dengan adiknya, Samuel St. Cloud. Mereka sangat akrab.
Kisah tentang Charlie, seorang remaja yang berpotensi menjadi atlet perahu layar dan bahkan sudah mendapatkan beasiswa di Stanford berkat bakatnya itu. Ia berlayar dengan adiknya, Samuel St. Cloud. Mereka sangat akrab.
Ketika Charlie sudah lulus dari high school, Sam merasa keberatan karena kakak satu-satunya akan meninggalkannya. Sam tidak punya siapa-siapa lagi selain ibunya yang bekerja seharian penuh di rumah sakit. Orangtua mereka sudah bercerai.
Di film ini, akting kedua aktor ini sangat mengagumkan. Feel seorang bocah yang mengagumi kakaknya dan seorang kakak yang menyayangi adiknya dapet banget. Kompak sekali. Hingga akhirnya semua keintiman dua bersaudara itu berakhir tragis.
Sam meninggal dalam kecelakaan mobil yang dikemudikan Charlie.
Charlie menyalahkan dirinya sendiri atas kematian Sam.
Sebagaimana kita tahu, ketika merasa bersalah, kita pasti akan terkungkung dalam kenangan dan janji-jani yang kita buat dengan orang yang ada di dalam kenangan. Tergantung orangnya juga sih, ada yang bisa move on, ada yang lama banget move on-nya, bahkan ada yang sampe bertahun-tahun kayak Charlie dan melupakan masa depannya. Hidup di dalam dan dari kenangan.
Banyak sekali hikmah yang bisa dipetik dari film ini. Si screenwriter "Craig Pearce and Lewis Colick" juga memasukkan sedikit unsur religius.
Bercerita tentang memberi kesempatan buat diri sendiri untuk berubah.
Quote yang paling saya suka dil film ini adalah "Why did you get a second chance? God just doesn't show off."
Benar, kan? There always be a reason for everything happens. Even the little one. God put WHY in our life's and it's our job to find the answer.
No offense. Film ini cocok buat kamu yang belum bisa move on atau terkubur dalam kenangan.
Ini bukan film remaja dengan penuh cinta menggebu-gebu atau kepedihan patah hati yang menye-menye.
Ini film inspiratif!
Once again. Living in a memory isn't a good thing!
Enjoy!
Sam meninggal dalam kecelakaan mobil yang dikemudikan Charlie.
Charlie menyalahkan dirinya sendiri atas kematian Sam.
Sebagaimana kita tahu, ketika merasa bersalah, kita pasti akan terkungkung dalam kenangan dan janji-jani yang kita buat dengan orang yang ada di dalam kenangan. Tergantung orangnya juga sih, ada yang bisa move on, ada yang lama banget move on-nya, bahkan ada yang sampe bertahun-tahun kayak Charlie dan melupakan masa depannya. Hidup di dalam dan dari kenangan.
Banyak sekali hikmah yang bisa dipetik dari film ini. Si screenwriter "Craig Pearce and Lewis Colick" juga memasukkan sedikit unsur religius.
Bercerita tentang memberi kesempatan buat diri sendiri untuk berubah.
Quote yang paling saya suka dil film ini adalah "Why did you get a second chance? God just doesn't show off."
Benar, kan? There always be a reason for everything happens. Even the little one. God put WHY in our life's and it's our job to find the answer.
No offense. Film ini cocok buat kamu yang belum bisa move on atau terkubur dalam kenangan.
Ini bukan film remaja dengan penuh cinta menggebu-gebu atau kepedihan patah hati yang menye-menye.
Ini film inspiratif!
Once again. Living in a memory isn't a good thing!
Enjoy!
1 comment:
Sepertinya harus nonton, walaupun termasuk orang yang gampang move on ahahaha
Post a Comment