30 March, 2013
Far From Perfect
"Kamu itu menarik, Li," puji salah satu sahabatku.
Kupingku tidak berasap, tapi pipiku jadi merah merona kayak dipoles blush on.
Banyak yang mengatakan seperti itu di awal-awal perkenalan.
Pribadi yang unik, kata mereka. Easy going, cantik, smart bla bla bla diddy blah.
Pujian, pujian, pujian everywhere!
Dengan senang hati kuterima sederet sanjungan itu. Aku menikmatinya.
Kuakui, making friends dan terlihat menyenangkan adalah salah satu kelebihanku.
Berani taruhan, mereka akan menganggapku seseorang yang mandiri, cerdas dan ceria!
Beberapa juga akan langsung jatuh hati lalu kecewa setelah kenal lebih lama dan itu bukan salahku.
Aku tidak akan mau bertanggung jawab.
Lalu salah siapa, dong?
Ya salah kalian yang menilaiku terlalu berlebihan. Ekspektasi kalian terlalu tinggi!
Aku cuma manusia biasa yang dikaruniai kekurangan.
Pada permukaannya mungkin terlihat licin, mulus. Tapi, di dalamnya, tetap saja ada lubang.
Aku bukan mengatakan bahwa sikapku pada awal pertemuan itu fake atau berpura-pura manis.
Tidak. Aku tetap bersikap seadanya, kok. Apa yang kukatakan meluncur begitu saja.
Hanya ingin mengingatkan bahwa apa yang kalian lihat, cuma separuhnya aku saja.
Sisanya, kalian harus menjalin hubungan lebih lama agar bisa mengetahui bagaimana Lia itu sebenarnya.
Setelah kenal lebih lama, kenal lebih dalam. Mungkin aku tidak akan semengesankan yang kalian pikir dan rasakan lagi.
Yeah. Aku benar-benar jauh dari kata sempurna.
Aku keras kepala, childish, manja, ngomong blak-blakan dan kuat ngambek!
Omonganku bahkan sering menyakiti beberapa orang.
Kritis, itulah aku.
Bukan hanya itu saja.
Aku itu aneh, kau bisa saja menghujatku ketika prinsipku berbeda jauh dari orang-orang normal lainnya.
Terkadang aku akan mengomentari sesuatu habis-habisan kalau aku tidak suka.
Menghapus kontakmu kalau kau sudah menyakitiku.
Maksudku, untuk apa menyimpan kontak seseorang yang sudah memberimu luka.
Just tell me, why should I?
Some people will say, "Biar mereka tahu bahwa kamu bahagia. Tunjukkan pada orang yang menyakitimu bahwa kamu baik-baik saja. Grow up!"
I grow up, man.
Tapi kalau aku harus terus-terusan mengingat hal yang sudah ia lakukan terhadapku saat melihat ia ada di kontakku. Buat apa?
Buat apa aku harus selalu merasa risi ketika melihat namanya.
Apa?
Kaupikir aku juga terlihat kekanak-kanakan. Well, aku tidak mau repot-repot membohongi atau bersikap bahwa semuanya baik-baik saja ketika aku tidak.
Biarlah aku dianggap egois atau childish asalkan aku senang.
Aku cuma ingin menekankan bahwa aku tidak ingin kalian menjauhiku serta merta setelah tahu sisi-sisi burukku.
You ain't perfect thou.
Beberapa orang akan memusuhi, menjaga jarak, tidak segan-segan nge-block akun med-sos-ku atau mencemoohi.
Sebegitu buruknya-kah aku? Am I a bad influence to y'all?
Nah, I don't care. Tidak masalah.
Aku tidak butuh orang-orang seperti kalian, yang tidak bisa menerima diriku seutuhnya.
Beside, siapa sih yang mau bersahabat dengan orang yang berakting peduli pada kita, namun di belakang mencela?
Aku tidak butuh 10 teman yang sok peduli, tapi cuma ingin 1 teman baik yang mau menerimaku apa adanya. Itu lebih dari cukup.
Dan sekarang menurutmu aku sedang merendah dan menunjukkan sisi minus-ku untuk mendapatkan belas kasihan atau simpati?
Sorry, I don't do why.
Aku cuma mengoceh di sini, dan itu hakku.
Mungkin kalian akan tertawa, mengataiku bodoh atau semacamnya. Atau mungkin akan ada yang semakin tertarik dengan diriku.
Semua itu hak kalian. Aku tidak akan melarang.
So, just be friend and you'll know that I am far from perfect.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
7 comments:
Hmmmm.... tak baca dari atas ampe bawah, terdengar lg kesal banget. Lg marah ama sopo Li... Gomen klu wa sotoi...
AAAAAAAAAAA~ Tidak marah dengan siapapun leeeh.
Ini kan curcol Made.. Curcoool~
Nobody's perfect... you're not perfect, but you are perfectly you.
Kyaaaaa, aku juga pengen nulis hal yang (hampir) sama persis dengan ini! *malah curcol*
@kandi : *tendang ke laod*
@sindy : tulis azaaaa, pan pasti beda gaya penceritaanyaaaaaaa
Semua orang ingin diterima apa adanya, hanya saja tidak semua orang mau menerima orang lain apa adanya.
@epi : Yeah... sort of...
Post a Comment