Saat pertama kali mengenal, aku tak akan repot-repot membuka isi hati.
Jika kau menyenangkan, aku akan sedikit berbaik hati dengan membuka setengahnya saja. Intinya, aku setengah tertutup, setengah terbuka. Seperti sebuah pintu.
Jika kau pandai mengambil perhatianku, maka aku akan membuka sepenuhnya tanpa perlu kau memohon.
Namun, sudah berapa banyak orang yang mengambil hatiku?
Ya… jawabannya tunggu saja pada saat kau sudah pandai mengambil perhatianku. :)
Singkat kata, beberapa orang yang mengenalku sepertinya belum benar-benar mengenalku.
Miris, beberapa orang yang pada awalnya kupuja, salah mengartikan maksudku.
Beberapa orang yang merasa dirinya dekat denganku, dan pintar menganalisa, tapi malah salah berasumsi tentang diriku. Tanpa bertanya, mereka langsung memvonis diriku seperti ini, dan seperti itu. Bahwa aku begini, aku begitu.
Mereka pikir, dengan sering meminum kopi di kedai tersebut, mereka akan tahu bahwa kopi yang dihidangkan selalu merk yang sama? Berasumsi kopinya selalu enak dan harum? Kalau rasanya sedikit berbeda, mereka berasumsi entah-apa-kenapa lalu pergi dan berhenti berlangganan lagi.
Sama seperti kejadian sore ini, ketika aku sedang makan bakso di tempat langgananku. Entah mengapa dagingnya alot, susah dipotong apalagi dikunyah. Tapi aku tidak berpikir untuk berhenti datang lain kalinya.
Berinisiatif bertanya, aku menemukan jawaban.
Ternyata si pedagang sedang sakit, jadi adonan bakso sedikit gagal. Dalam hati, berarti lain kali aku akan kembali lagi.
Aku cuma tidak ingin mereka yang merasa mengenalku, dekat denganku tapi berasumsi dan berimajinasi setelah mendapatkan beberapa potongan-potongan bukti yang mereka dapatkan, lalu menggabungkannya menjadi sebuah kisah di kepala mereka tanpa bertanya.
Sherlock Holmes saja masih bisa salah persepsi soal Jim Moriarty.
Tuhan saja masih bisa salah mengira tentang Adam dan Hawa.
You are free to ask. I won’t eat you like Hannibal or curse you like Voldemort.
Pokoknya, mengenal seseorang seumur hidupnya, bukan berarti mengetahui 100% isi pikiran seseorang tersebut.
You will never know. Never. Ever.
3 comments:
Tulisan ini keren... gue setuju sama isi tulisan ini.. sangat menginspirasi sekali... salam kenal... mari mampir di www.blog.jfambarita.net ,, blog pribadi gue.
Yap.. positive thinking first, analyze then. Tetep berusaha buat berpikiran dan bersikap negatif ^^
Thanks for reading, guys.
I'll come visit your page as soon as possible ^^
Post a Comment